Menu Tutup

Mencintai Akan Kearifan Lokal Berarti Turut Melestarikan Adat dan Budaya Negeri

Sharing di Media Sosial :
Dibalut dengan motif dan corak Sasirangan yang elegan dan cantik begitulah visual foto yang terpampang dengan peraga oleh guru guru produktif Kriya Batik dan Tekstil SMKN1 Banjarbaru.
Salah satu kearifan lokal dari sekian jenis kearifan lokal di Kalimantan Selatan salah satunya sasirangan khususnya dilingkung masyarakat banjar.
Pesatnya perkembangan zaman maka kain sasirangan dipertahankan sebagai nilai budaya masyarakat Kalimantan Selatan terutama suku Banjar. Kain Sasirangan dikenal masyarakat luas, tidak hanya oleh masyarakat di Indonesia saja, tapi sudah merambah beberapa negara juga, baik itu melalui pameran event nasional dan international dalam memperkenalkan adat budaya negeri.
Nama sasirangan dipakai sesuai cara atau proses pembuatan kain ini, yaitu “sa” berarti satu dan “sirang” berarti jelujur. Kain ini dibuat dengan teknik tusuk jelujur, kemudian diikat dengan benang atau tali dan dicelup ke pewarna pakaian.
Banyak orang menyebut kain sasirangan sebagai “batik Banjar”. Padahal proses pembuatannya berbeda dari batik yang menorehkan malam (lilin) dengan canting.
Berbicara Kain Sasirangan dan juga Batik seperti hasil yang diperagakan oleh guru guru produktif Kriya Kreatif Batik dan Tekstil adalah hasil karya siswa saat melaksanakan Uji Kompetensi Keahlian.
Tidak hanya pada kompetensi pembuatan Kain Sasirangan saja, pada proses pembuatan Kain bercorak batik pun mereka kuasai.
Tentunya ini akan menjadi bekal mereka kedepan untuk ikut meramaikan dan melestarikan kearifan lokal dengan ber-wirausaha mandiri dengan menghasilkan kualitas seperti yang ada pada Industri kerajinan yang sudah berjalan dan sesuai standar permintaan pasar.
Menguatkan Vokasi artinya akan menguatkan Indonesia disegala lini Usaha Industri dan Kerja.
Humas SMKN1 Banjarbaru
Penulis Sjamsjul Rizal
Foto: Setyo Budiawan

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *